DAHSYATNYA KOLABORASI BUKAN HANYA SEKEDAR KEMITRAAN

Surabaya –  Dunia kini bukan hanya borderless, melainkan limitless (Dino Patti Djalal). Untuk itulah diperlukan alat untuk menghadapinya, salah satunya adalah dengan melakukan kolaborasi. Saat ini Dunia mengalami Pandemi Covid-19 yang telah mengakibatkan terjadinya perubahan sosial. Perubahan sosial yang cepat akibat wabah ini, dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasisosial.

Dalam menyampaikan pesan informasi kebijakan pemerintah ataupun instansi di masa pandemik ini, diperlukan aktivitas kolaborasi yang bukan hanya sekedar mengumpulkan perjanjian Kerjasama (MoU), atau hanya sekedar membangun kemitraan baru. Kolaborasi kini menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk suatu perubahan.

Informasi kebijakan publik dalam sebuah Kementrian atau Lembaga merupakan “produk” dari berbagai aktivitas yang melewati berbagai tahapan dan diantara tahapan-tahapan tersebut saling terkait satu sama lain.

Merumuskan sebuah informasi kebijakan publik merupakan “ fungsi ” penting dari sebuah bagian hubungan masyarakat (humas) pemerintahan, karenanya dituntut kemampuan dan pemahaman tentang isu atau topik kebijakan yang jelas dan lengkap, sehingga menjadi sangat penting bagi tersampaikannya informasi kebijakan publik yang aktual, cepat, tepat sasaran dan tidak meresahkan masyarakat sebaai penerima kebijakan.

Dengan menjaga stabilitas lebih besar pada hubungan yang penting, Humas memberikan sumbangan yang signifikan terhadap pencarian terus-menerus yang dilakukan oleh para pembuat kebijakan (manajer) untuk mendapatkan kendali yang lebih besar. Dalam konteks manajemen yang lebih luas, Humas membantu mengharmonisasikan dalam mempertemukan kepentingan publik dan pribadi sehingga menciptakan goodwill yang lebih besar secara internal dan eksternal.

Maka, untuk menekankan pentingnya kolaborasi antar institusi pemerintah dengan organisasi masyarakat lainnya, guna memperkuat sinergi dalam menyukseskan kerja-kerja pemerintah, membangun optimisme pembangunan.

Sebagai contoh di masa pandemi Covid-19 saat ini, Pemerintah menggunakan strategi kolaborasi pentahelix berbasis kearifan lokal dapat menjadi upaya menekan kasus COVID-19. Strategi pentahelix ini adalah pendekatan yang memprioritaskan penggunaan konteks lokal, budaya atau kebiasaan lokal, sumberdaya lokal sesuai dengan jiwa gotong royong dalam mencegah dan mengatasi bencana, termasuk pandemi COVID-19 ini. Indikator pentahelix adalah pemerintah, dunia usaha, komunitas masyarakat, akademisi, dan media bekerjasama menghadapi bencana apa pun.

Praktisi Humas perlu mengembangkan paradigma baru, yakni dari relasi ke kolaborasi. Penyebabnya, karena disrupsi yang terjadi dalam cara berkomunikasi di masyarakat. Bisa dibayangkan apabila semua terkoneksi dan tenaga humas berkolaborasi. Humas sebagai satu energi yang mengikat semua partikel yang terdapat dalam kebijakan publik, dan kolaborasi adalah jawaban yang tepat.

Humas harus mulai mengubah cara kerja mereka untuk meraih perhatian audiens. “Sekarang bukan waktunya untuk hardselling. Konten-konten kehumasan harus menunjukkan empati kita kepada masyarakat. Kuantum adalah sinergi antar partikel yang menghasilkan energi. Untuk mendukung sinergi maka diperlukan kolaborasi, salah satunya peran humas sebagai kolaborator. Tenaga kehumasan perlu mengembangkan paradigma baru. “The power of collaborations, not only relations”. (Aulia DK – Humas Perwakilan BKKBN Jatim)