Fatwa MUI Tentang KB Untuk Sejahterakan Umat
Keberhasilan Program Keluarga Berencana saat ini tidak bisa lepas dari dukungan para ulama. Fatwa ulama yang berkaitan dengan program KB merupakan dukungan besar pada upaya untuk mensejahterakan umat.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala BKKBN Dr. Sugiri Syarief, MPA di depan para ulama, pengurus MUI se Indonesia dan Jawa Timur, Fapsedu, UNFPA, Kepala SKPDKB Kab/Kota se Jatim pada acara Seminar Eksekutif Peningkatan Kesertaan KB Pria untuk Mewujudkan Kesataraan dan Keadilan gender Dalam Program KB bagi Tokoh Agama (Ulama) di Hotel Garden Palace Surabaya, 28 September 2012.
“Banyak dukungan para ulama pada program KB, yang terakhir adalah dukungan terhadap tindakan vasektomi, Fatwa MUI yang membolehkan vasektomi merupakan dukungan besar pada program KB. Terima kasih para ulama,” tandas Dr. Sugiri Syarief, MPA.
Hadir pula dalam acara ini Wagub Jatim Syaifullah Yusuf, Sekretaris Jendral MUI Ikhwan Syam, Representative UNFPA di Indonesia Jose Ferraris, Deputy KBKR, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Deputi KSKP, Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Djuwartini, SKM, MM dll.
“Dukungan para ulama sudah dirasakan BKKBN saat program KB mulai menapak di Indonesia. KB sangat penting untuk merencakan kehidupan sebuah keluarga dalam meraih sejahtera. Seandainya tak ada KB, jumlah penduduk tak terkendali permasalahan-permasalahan kependudukan akan semakin komplek” ujar Wagub Jatim saat memberikan sambutan. Penduduk dunia yang kini sudah 7 milyar lebih akan cepat bertambah kalau tidak dikendalikan dengan seksama, sepuluh tahun lagi akan menjadi 8 atau 9 milyar, imbuhnya.
Jose Ferraris, Repesentative UNFPA di Indonesia dalam kesempatan itu menyatakan bahwa Komisi Fatwa MUI memiliki sejarah yang membanggakan untuk meyakinkan bahwa KB di Indonesia tetap konsisten dengan ajaran-ajaran Islam, seperti juga Majelis Ulama di negara-negara lain. Dalam kenyataannya, pertentangan agama terhadap KB laki-laki tampaknya lebih seidikit dari yang diperkirakan di beberapa negara Musalim di dunia. Menurut Jose akhir-akhir ini sejumlah negara Muslim bahkan antusias menyetujui vasektomi untuk laki-laki.
Seminar Eksekutif Peningkatan Kesertaan KB Pria diselenggarakan dalam rangka mendukung kegiatan sosialiasi program KB, khususnya KB Pria (vasektomi/MOP) oleh Para Tokoh Agama (Ulama). Menurut Muhammad Yamin Waisale, Ketua Panitia Seminar, ditengah masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa KB adalah urusan perempuan dan vasektomi dianggap sama dengan kebiri. Ironisnya persepsi ini ada dalam benak masyarakat miskin yang jumlahnya semakin bertambah yang menjadikan Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak ke 4 di dunia dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang semakin merosot diurutan 124 dari 187 negara.
Sementara itu, jumlah peserta KB aktif di Indonesia sudah mencapai 67,5 % dari total pasangan usia subur, namun menurut Yamin Waisale keberhasilan tersebut bernuansa bias Gender, karena hampir seluruh peserta KB adalah perempuan/istri. Sedangkan peserta KB pria, khususnya vasektomi hanya 0,3 %. (AT/Humas Perwakilan BKKBN Jatim)