Inspektur Wilayah I BKKBN Dorong Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Timur melalui DAK

Dalam rangka mendorong percepatan penurunan stunting melalui pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK), Inspektur Wilayah I BKKBN, M. V Chinggih Widanarto, SE., M. Si melakukan kunjungan kerja ke Kota Batu dan Kota Probolinggo, Jumat (03/03) didampingi oleh Kepala dan Sekretaris BKKBN Jawa Timur.

Lokasi kunjungan pertama bertempat di Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan KB Kota Batu. Kota Batu, menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mengalami kenaikan angka prevalensi stunting cukup tinggi, dari 15% di tahun 2021 menjadi 25,2% di tahun 2022. Sementara itu, di tahun 2022 alokasi DAK Fisik Kota Batu tidak terserap.

Chinggih kemudian mengingatkan agar tahun 2023 alokasi anggaran DAK Kota Batu bisa digunakan untuk penanganan stunting. “Mengingat tahun 2022 lalu penyerapan DAK Fisik Kota Batu masih nol, kami berharap tahun 2023 alokasi DAK sekitar 3 milyar bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendorong penurunan stunting di Kota Batu” kata Chinggih.

Kunjungan berlanjut ke Kota Probolinggo di rumah dinas Walikota. Mengawali pembahasan, Kepala BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, MM menyampaikan strategi penurunan stunting di Jawa Timur diantaranya melalui pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan pembentukan Konsorsium Perguruan Tinggi di 18 Kabupaten, dengan sasaran program diantaranya pendampingan melalui Dikti, KKN tematik serta pemberian mikronutrien.

Terkait DAK, Inspektur Wilayah I menyampaikan bahwa pada tahun 2022 realisasi DAK Fisik Kota Probolinggo cukup tinggi namun kurang di penyerapan DAK non fisik.

“Tahun 2022 penyerapan DAK fisik Kota Probolinggo 93%, sedangkan DAK non fisik baru terserap sekitar 52%. Perlu penguatan lagi untuk mendorong percepatan penurunan stunting. Tahun ini Kota Probolinggo mendapat alokasi DAK sekitar 3,8 milyar mudah-mudahan terserap maksimal,” pungkas Chinggih.