Kaper BKKBN Jatim Kunjungi Monev Orientasi Tim Pendamping Keluarga Tahun 2023 di Kabupaten Gresik

Jum’at (17/03), Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Dra. Maria Ernawati, MM, mengunjungi Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Orientasi Tim Pendamping Keluarga Tahun 2023 di Kabupaten Gresik. Kegiatan monev kali ini dilaksanakan di Balai Desa Kedanyang, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, dengan jumlah peserta sebanyak 60 orang Tim Pendamping Keluarga, masing-masing terdiri dari Desa Kedanyang, Desa Giri, Desa Klangonan dan Desa Prambangan.

Materi yang diberikan dalam kegiatan Monev ini diantaranya tentang Konsep Stunting dan 1000 HPK, Mekanisme Kerja TPK, Penggunaan Aplikasi Elsimil, Kampung KB, dan Komunikasi Antar Pribadi.

Salah satu komitmen BKKBN dalam menurunkan prevalensi stunting, khususnya di wilayah Jawa Timur, yaitu dengan melakukan inovasi dan pendekatan secara pentahelix, salah satunya yaitu dengan membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK). Di Jawa Timur sendiri terdapat 31.243 Kelompok atau 93.728 orang TPK, yang terdiri dari unsur Tenaga Kesehatan, Bidan dan Kader.

“Bagi para kader TPK harus tetap semangat dalam melakukan pendampingan kepada keluarga yang mempunyai potensi tinggi stunting, yang terdiri dari catin, ibu hamil, Ibu pasca persalinan, Balita dan baduta” pungkas Maria Ernawati dalam paparanya.

Bu Erna juga menegaskan terkait permasalahan yang terjadi di Desa Kedanyang Kabupaten Gresik, dimana sempat mengeluhkan terkait kurangnya pasokan air bersih. Hal ini tentunya berdampak pada faktor Kesehatan karena sebagai pemicu terjadinya kasus stunting yang semakin bertambah.

Ahmad Musthofah selaku Kepala Desa Kedanyang menyampaikan dalam wawancaranya bahwa telah melakukan kerja sama dengan berbagai sektor dan kalangan. Hingga akhirnya beliau dapat memberikan akses air bersih ke warga.

“Dengan adanya akses air bersih tersebut warga sangat terbantu, terutama meningkatnya kesehatan warga, sedangkan pada sektor ekonomi juga dapat dirasakan warga karena dapat mengurangi biaya membeli air bersih yang sebelumnya sangat membebani ekonomi warga karena harga air bersih yang cukup mahal”. Tambah Ahmad Musthofah.