Kejar Target Kepesertaan MKJP, BKKBN Jatim Gebyar Pelayanan KB di Kabupaten Blitar
Bertempat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Srengat Kabupaten Blitar Minggu (12/3), BKKBN Jatim menyelenggarakan Pelayanan Kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) MOP (Pria) dan MOW (Wanita) dalam rangka Hari Perempuan Sedunia dan Bhakti Sosial TNI Manunggal Bangga Kencana Kesehatan Kabupaten Blitar bersama mitra BKKBN diantaranya Dinas P3APPKB Kabupaten Blitar, Kodim 0808 Blitar, Penyuluh KB dan kader KB.
Pelayanan dihadiri Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Nyigit Wudi Amini, S.Sos, M.Sc, Kepala Dinas P3APPKB Herman Widodo dan Perwira Seksi Teritorial Kodim 0808 Blitar kapt. Arh Kusdiarto dan Kabag Umum, Kepegawaian RSUD Srengat dr. Hadi. Jumlah akseptor KB MKJP yaitu sebanyak 99 akseptor dengan rincian akseptor MOP atau vasektomi sebanyak 1 akseptor dan MOW atau tubektomi 98 akseptor.
Kepala Dinas P3APPKB Kabupaten Blitar Herman Widodo mengatakan tujuan diadakannya Pelayanan KB MKJP selain merupakan momen Hari Perempuan Internasional juga untuk mengejar target Kepesertaan KB MKJP di Kabupaten Blitar. “Target semester I ini belum maksimal, mudah-mudahan di pelayanan KB bulan September dapat terlampaui dengan sering mengkampanyekan melalui promosi KIE” ujar Herman.
Sekretaris Badan Nyigit Wudi Amini menyambut baik target MKJP Kabupaten Blitar dan mengapresiasi Dinas P3APPKB bersama mitra yang lain yang turut membantu dalam menyukseskan Pelayanan KB tersebut.
“Nantinya Kita juga memahami perempuan-perempuan itu mempunyai hak-hak termasuk dalam hak Kesehatan reproduksi, dan merencanakan jumlah anak yang dimiliki, mengatur jarak kelahiran adalah tugas BKKBN Jatim hadir sebagai Pemerintah untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat”, imbuhnya.
MKJP dapat mengatur jarak kehamilan dan mengurangi bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang dapat berpotensi menjadi stunting. Selain itu, MKJP dapat membantu menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan bayi (AKB) serta menurunkan Angka Kesuburan Total (AKB) sambil mengkampanyekan 4T (jangan hamil terlalu muda, terlalu tua, hamil terlalu banyak dan hamil terlalu sering).
Senada dengan tujuan MKJP, salah satu peserta yang ikut serta dalam MOW yaitu Ani (42 tahun) seorang penyandang disabilitas asal Kec. Talun Blitar mengaku alasannya mengikuti MOW selain sudah tua untuk melahirkan, bisa beresiko bagi dia untuk mempunyai anak lagi. Ia juga mengatakan bahwa cukup mempunyai 2 anak yang sudah besar yaitu anak yang pertama berusia 22 tahun dan yang kedua usia 8 tahun.