Penyimpangan Perilaku Seksual Penyebab Toxic Relationship
No. Rilis/113/B5/BKKBN/VIII/2020
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (15/08). Mempersiapkan rumah tangga jangan diawali dengan adanya kelainan seksual, karena deviasi pada remaja cukup banyak yang menimbulkan toxic relationship dan akan menyebabkan keretakan di dalam rumah tangga.
Hal ini disampaikan Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo dalam Seminar Nasional Daring PIK-R Universitas Muhammadiyah Lampung yang Bertemakan “Fetish: Indonesia Darurat! (Dalam Penyimpangan Perilaku Seksual Remaja)” dengan Topik Materi “Perkembangan, Tanggung Jawab, dan Hak-Hak Reproduksi” Sabtu (15/8).
“jadi cinta buta, membuat kita tidak sering melihat ciri-ciri calon pasangan. Para remaja harus berhati hati karena banyak sekali penyimpangan penyimpangan seksual, dan penyimpangan seksual membuat toxic relationship yang membuat dampak negative secara fisik, emosional dan mental. Perceraian yang tinggi juga di sebabkan karena gangguan emosional dan mental, “ ujar Hasto.
Hasto juga mengingatkan para remaja bahwa penyimpangan seksual yang terjadi sangat dipengaruhi oleh kehamilan yang tidak dipersiapkan dengan baik. Penyimpangan seksual banyak seperti exibisionis atau suka menunjukan alat kelamin, fetisisme, fedofilia dll.
Selain itu, banyak sekali kondisi remaja yang kalo hamil sangat mengkawatirkan. Bahkan ada remaja yang hamil tapi tidak mengetahui bahwa dirinya sedang hamil.
“Hamil di usia 8 minggu, janin sudah memiliki kelengkapan organ. Padahal itu baru terlambat menstruasi satu bulan. Banyak remaja yang hamil di luar nikah setelah tiga bulan baru tau jika hamil, padahal tiga bulan sudah terlambat, sudah tidak bisa dikejar lagi proses proses yang mempengaruhi cacat, perkembangan syaraf dll, “ tegas Hasto
Oleh karena itu, BKKBN selalu mengkampanyekan jika hamil jangan terlalu muda, jangan terlalu tua, jangan terlalu sering dan jangan terlalu banyak. Jangan hamil kalau tidak terencana dan jangan ditelantarkan kehamilan dan jangan bikin anak kalau hanya sia sia.
Hasto memberikan tips agar anak tumbuh sehat dan tidak ada kelainan perilaku. Pertama, otak disiapkan sejak awal, kemudian jangan kena papapran dari luar yang membuat cacat misalnya toksin, gizi, infeksi, stress, radiasi, hormone. Yang contoh paling gampang adalah rokok. Rokok adalah salah satu toksin.
Terakhir, Hasto mengingatkan bahwa pernikahan dini harus dihindari karena akan menjadi beban bagi perempuan dan bayi. Dipaparkan Hasto bahwa Allah menciptakan manusia luar biasa yakni pas di usia 20 tahun ukuran panggul wanita diameternya 10 cm sedangkan bayi yang lahir diameter kepala nya 9,8 sehingga bisa lewat dijalan lahir. Nah jika usianya 15 tahun, kepala bisa macet di jalan lahir maka sangat beresiko bagi wanita karena ukuran panggulnya belum cukup. Hal ini memicu peningkatan angka kematian ibu dan bayi
Dari sisi kesehatan ibu, perempuan muda misal 15 tahun yang melahirkan akan cepat mengalami pengeroposan tulang. Saat hamil, pertumbuhan tulang terhenti karena kalsium disalurkan kepada janin di dalam rahim.
“Nah, pada usia tahun, tulangnya masih bertambah panjang. Begitu hamil, tulang berhenti tumbuh. Ke depan, pengeroposan tulang cepat terjadi. Usia 50 tahun nanti, saat menopause tulangnya cepat keropos, “ ujar Hasto
Oleh karena itu, pemahanan yang benar tentang kesehatan reproduksi harus diketahui oleh remaja, agar kedepannya proses reproduksi dapat dikawal baik supaya generasi selanjutnya menjadi generasi unggul yang baik. (Humas BKKBN)
Sumber: https://www.bkkbn.go.id/detailpost/penyimpangan-perilaku-seksual-penyebab-toxic-relationship