Percepat Penurunan Stunting di Jawa Timur, BKKBN Perkuat Kompetensi Tim Pendamping Keluarga Melalui Pelatihan Bagi Fasilitator

Bertempat di UPT Balai Diklat KKB Jember, Selasa (31/01/2023), Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr.(H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) membuka Training of Fasilitator (TOF) Orientasi Tim Pendamping Keluarga. Adapun sasaran kegiatan TOF Orientasi Tim Pendamping Keluarga yaitu sebanyak 780 orang  yang terdiri dari 114 orang (OPD-KB; TP-PKK; dan PC. IBI) sedangkan  666  orang  Penyuluh KB Tk. Kecamatan.

 

Selain Kepala BKKBN RI, hadir dalam kick off atau pembukaan pelatihan tersebut Bupati Jember, Ir. Hendy Siswanto, ST, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM, Deputi Bidang, Kepala Pusat Pendidikan Pelatihan KKB, Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si. serta Kepala UPT Balai Diklat KKB Jember.

Kepala BKKBN mengharapkan agar Tim pendamping keluarga juga harus bisa mengukur dan membantu pengukuran di posyandu. “Jika sudah dilatih, kami harap bisa memonitor Ibu hamil dan juga mengukur saat di Posyandu,” ujarnya.

Selain itu, Kepala BKKBN menitipkan pesan kepada fasilitator agar memiliki strategi khusus kepada yang dilatih. “Kalau kebanyakan yang dilatih oleh fasilitatornya adalah usia dewasa, ya sabar harus tahu bagaimana cara belajar orang dewasa,” imbuhnya.

Tak hanya itu, Kepala BKKBN memotivasi para fasilitator dalam mengikuti pelatihan ini. “Saat mengikuti training ini, bapak/ibu fasilitator akan banyak banyak hal mulai dari bagaimana mencegah stunting, kehidupan berkeluarga hingga bagaimana mendampingi calon-calon pengantin,” jelasnya.

Dalam kesempatan ini, Bupati Jember menuturkan bahwa jajarannya akan memfokuskan anggaran APBD lebih besar untuk penanganan stunting demi menurunkan angka stunting di akhir tahun 2023.

Lebih lanjut, Bupati Jember mengungkapkan bahwa pihaknya akan menjadikan Jember sebagai Pusat edukasi penurunan stunting. “Kita tidak perlu malu terkait angka stunting yang masih tinggi agar hal tersebut bisa menjadi perhatian seluruh pihak,” pungkasnya.

Sementara itu Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD menjelaskan bahwa Jawa Timur berhasil menurunkan angka prevalensi stunting menjadi 19,2% di tahun 2022. Di tahun 2024, Jawa Timur menargetkan angka stunting menjadi 13,5%. Guna mencapai target tersebut, salah satu strateginya adalah melalui pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Rizal menambahkan bahwa pelatihan bagi fasilitator Orientasi TPK tingkat Provinsi Jawa Timur dilaksanakan untuk tingkatkan kompetensi dan ketrampilan tim fasilitator sehingga mampu melaksanakan dan memfasilitasi TPK di masing-masing wilayah kerja.

TOF akan dilaksanakan dalam 15 angkatan dengan total Peserta sebanyak  780  orang terdiri dari unsur  : 1).OPD-KB Kabupaten/Kota; 2).IBI Kabupaten/Kota;  3).PKK Kabupaten/Kota, dan 4). Penyuluh KB Koordinator tingkat Kecamatan. Kegiatan ini seluruhnya dilaksanakan secara daring dengan mengakses link zoom meeting yang disediakan oleh oleh Bidang Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.

Di kesempatan yang sama, dilaksanakan pula Pemberian secara simbolis kartu  BPJS ketenagakerjaan oleh Bupati Jember dan Pengukuhan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) oleh Ka BKKBN RI kepada Bupati Jember.