Seminar & Talkshow “Bangga Kencana di Era Tatanan Baru”

Sindikat Post, Mojokerto – Dalam rangka memperingati HUT ke 75 Kemerdekaan RI, Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) kota Mojokerto menggelar Seminar dan Talk Show dengan tema, “Bangga  Kencana di Era Tatanan Baru,” di Garden Hotel Grand Whiz, Trawas, Mojokerto, Minggu (23/8/2020) pukul 09.00 Wib.

Acara yang dibuka secara darling oleh Menteri Ketenagakerjaan, Dra. Hj. Ida Fauziyah, M.Si., dihadiri Nara sumber Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, Arumi Bachsin, Kepala Perwakilan (Kaper) Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur, Drs Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari, dan Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini.

Menteri Ketenagakerjaan, Dra. Hj. Ida Fauziyah, M.Si., menjelaskan Bonus demografi yang akan didapat oleh bangsa Indonesia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

“Saya sangat mengapresiasi acara ini, karena bisa mengingatkan pentingnya program Bangga kencana untuk pembangunan bangsa. Saat ini bangsa Indonesia dalam periode atau masa bonus demografi yang diperkirakan pada puncaknya di tahun 2030. Secara sederhana Bonus demografi adalah suatu kondisi dimana penduduk usia produktif, jauh lebih banyak dari usia tidak produktif. Kondisi ini merupakan suatu peluang besar dikarenakan periode ini angka ketergantungan populasi berada dititik terendah yang disebabkan besarnya proporsi usia produktif. Kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik baiknya karena datang sekali. Dan periode ini berakhir angka ketergantungan populasi akan naik lagi,” ungkap Ida Fauziyah.

“Bonus demografi adalah hasil dari program kependudukan dan keluarga berencana dimasa lalu, yang bisa menekan angka kelahiran secara signifikan. Menurut pengamat, jika bonus demografi bisa dimanfaatkan, maka Indonesia bisa masuk 5 besar dunia sebagai kekuatan perekonomian dunia. Tapi jika tidak bisa kita manfaatkan, akan menjadi bencana,” ungkapnya.

“Melihat data terakhir, saya sangat bangga di Provinsi Jawa Timur menjadi terbaik dengan angka kelahiran terendah sesuai dengan pencapaian target, seimbang dua berbanding satu,” tambahnya. Ida Fauziyah mengingatkan kepada masyarakat dimasa new normal tetap menjalankan dan mematuhi protokol kesehatan dalam segala aktifitas.

Pak Teguh panggilan akrab Kaper BKKBN Jatim, dikesempatan itu menerangkan kondisi umum di Jawa Timur.  “Bersumber dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur (BPS Jatim). Jumlah Penduduk di Jatim  39.698.631 jiwa, dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 0,64. Jumlah Kematian Bayi 3.855 atau 22,46/1000 kelahiran hidup, dan Kematian Ibu 520 atau 89,81/100.00 kelahiran hidup. Rata-rata Usia Harapan Hidup/UHH 71,18 Tahun,” ungkap pak Teguh memulai pembicaraan.

“Menilik dari data, bonus demografi khusus di Jawa Timur, bisa dinikmati tahun ini. Dimanfaatkan semaksimal mungkin sesuai dengan yang dikatakan ibu Ida Fauziyah,” tutur pak Teguh.

“Dimasa era millenium ini, keluarga dihadapkan beberapa tantangan, pertama tantangan memasuki era revolusi industri 4.0, adanya perubahan pola pikir dan pola hidup karena disruption yang mengakibatkan banyak pekerjaan yang hilang di era digital,” ungkap pak Teguh.

“Tantangan kedua adalah Bordeless Country, perubahan kultur dan lifestyle didunia. Ketiga adalah Resiko meningkatan masalah terkait kesehatan mental, misal stres, dan bunuh diri. Dan keempat adalah perubahan mendasar karena Covid 19, mengubah pola pikir dan cara baru untuk melakukan aktifitas sehari-hari,” ungkap pak Teguh.

Untuk menghadapi empat tantangan tersebut, 8 fungsi keluarga harus diterapkan didalam keluarga. “Perlu keluarga di edukasi terkait 8 fungsi keluarga. 8 fungsi keluarga yakni agama, sosial budaya, kasih sayang, perlindungan, reproduksi, pendidikan, ekonomi dan lingkungan. Hal itu yang harus di edukasi ke keluarga di Jawa Timur,” ungkap pak Teguh.

Pak Teguh juga mengingatkan keluarga Jawa Timur dimasa pandemi Covid 19, kesehatan tetap harus dijaga antara lain cuci tangan, pakai masker, sosial distancing, dan jika merasa sakit langsung datang ke faskes kesehatan.

Dikesempatan yang sama, Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, mengatakan di Trenggalek memasuki new normal, perempuan harus intelektual, melek terhadap internet.

“Ada program sekolah non formal yakni Sekolah Perempuan, Anak Disabilitas dan Kelompok Rentan atau disingkat Sepeda Keren yang salah satu fokus pada kegiatan edukasi kepada perempuan, anak, disabilitas, dan kelompok rentan. Supaya mereka bisa mengambil keputusan yang tepat, mandiri dalam menyelesaikan masalah,” tuturnya.

“Dimasa Pandemi dan transisi era new normal, PKK Trenggalek membentuk tim relawan jaga jarak yang bertugas mengawasi minimal satu rumah hingga 20 rumah. Mereka aktif melaporkan ke TP PKK Kecamatan dan diteruskan ke TP PKK Kabupaten. Jadi berjenjang mulai bawah sampai ke atas,” ungkapnya.

“Semua itu dilakukan untuk membantu pemerintah Trenggalek dalam menanggulangi penyebaran Covid 19,” pungkasnya. @red.